This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 28 April 2024

ANALISIS ARTIKEL : ASESMEN CREATIVITY

 Judul Artikel : Exploration of Creative Thinking Skills of Students in Physics Learning

Link Artikel : Klik Disini


ANALISIS ARTIKEL

Pendahuluan

Tujuan dari penelitian di dalam artikel ini adalah untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah menengah dalam pembelajaran fisika, serta mengetahui bentuk-bentuk penilaian kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru fisika di SMAN 6 Yogyakarta, disampaikan bahwa dalam pelajaran fisika, siswa tidak secara khusus diajarkan untuk berpikir kreatif. Namun, dalam pembelajaran fisika, siswa diminta untuk mengasah kemampuan berpikir mereka, termasuk berpikir kreatif. Sesuai dengan kebutuhan siswa pada abad ke-21, diharapkan siswa dapat menghasilkan ide-ide baru dan menerapkannya dengan cara yang kreatif, baik secara individu maupun dalam kelompok.

Kunci utama dalam melihat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran terletak pada bentuk dan jenis tes yang digunakan. Penilaian pembelajaran memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena secara umum, kemampuan seseorang akan terlihat jika ada kegiatan penilaian yang bertujuan untuk menilai kemampuan tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.  Oleh karena itu, peneliti dalam artikel ini menganalisis tentang (1) Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika di SMAN 6 Yogyakarta dan (2) Bentuk penilaian kemampuan berpikir kreatif yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika di SMAN 6 Yogyakarta.

Metode

Jenis penelitian di dalam artikel ini adalah survei dengan metode lintas sektoral yang merupakan survei yang dilakukan sekali pada suatu waktu. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru fisika dari SMAN 6 Yogyakarta, dan 30 siswa kelas XI.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Convenience Sampling mencakup orang-orang yang tersedia, relawan, atau dapat dengan mudah direkrut dalam sampel. Penggunaan teknik pengambilan sampel ini, sangat penting bagi peneliti untuk menggambarkan karakteristik orang-orang yang berpartisipasi dalam studi penelitian mereka. Observasi, wawancara, dan kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif.

Hasil dan Diskusi


Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memiliki tingkat kreativitas tinggi adalah 13 orang dengan persentase sebesar 43,3%, sedangkan yang memiliki tingkat kreativitas sedang adalah 14 orang dengan persentase masing-masing sebesar 46,7%. Sementara sisanya berada pada tingkat kreativitas rendah, yaitu 3 orang dengan persentase sebesar 10%. Dari total 30 siswa, nilai tertinggi adalah 48 dan nilai terendah adalah 1.
Kemampuan berpikir kreatif selanjutnya ditinjau berdasarkan empat aspek kemampuan berpikir kreatif yang dikategorikan menjadi empat jenis berpikir, yaitu berpikir lancar, berpikir fleksibel, berpikir orisinal, dan berpikir elaboratif. Berdasarkan tabel 2, ditemukan bahwa untuk aspek kemampuan berpikir kreatif tinggi, yaitu berpikir fleksibel dengan nilai rata-rata sebesar 93, dan yang terendah adalah kemampuan berpikir lancar dengan rata-rata hanya 80. Untuk kemampuan berpikir secara orisinal dan kemampuan berpikir secara elaboratif memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu 84.

Kesimpulan
Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dikatakan cukup baik meskipun ada beberapa yang rendah. Karakteristik tertinggi adalah kemampuan berpikir fleksibel, sedangkan yang terendah adalah kemampuan berpikir lancar. Guru menggunakan berbagai jenis penilaian, termasuk tes hasil belajar dan penilaian produk, tanpa instrumen khusus untuk menilai kreativitas siswa. Guru lebih suka menggunakan penilaian non-tes karena dianggap lebih mampu melihat kreativitas siswa. Sebagai saran, guru perlu menggunakan Tes Berpikir Kreatif Torrance (TTCT) untuk menilai kreativitas siswa dengan lebih akurat.

NOVELTY
Kebaharuan di dalam artikel ini dinyatakan oleh peneliti pada bagian pendahuluan yaitu kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Meskipun telah banyak penelitian tentang berpikir kreatif, namun pengamatannya secara khusus dalam penerapan di sekolah, terutama dalam mata pelajaran fisika, masih terbatas




Share:

Jumat, 26 April 2024

ESAI KECIL : ASSESSMENT CRITICAL THINKING

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh rekan2, pada kali ini kita akan belajar tentang karakteristik assessment critical thinking 

Apa saja kah itu???

Yuk kita pelajari



Share:

Minggu, 21 April 2024

ANALISIS ARTIKEL : ASESMEN CRITICAL THINKING

 Judul Artikel : Rubrics to assess critical thinking and information processing in undergraduate STEM courses

Link Artikel : Klik Disini


ANALISIS ARTIKEL

PENDAHULUAN

Hal melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah keterampilan proses seperti berpikir kritis dan pemrosesan informasi sering menjadi tujuan dalam program gelar sarjana STEM, tetapi pengajar sering kali tidak mengevaluasi keterampilan ini secara eksplisit dalam mata kuliah mereka. Mahasiswa lebih mungkin mengembangkan keterampilan penting ini jika tujuan pembelajaran pengajar, tugas yang diberikan, dan alat penilaian yang digunakan sesuai satu sama lain. Penggunaan rubrik untuk setiap keterampilan proses dapat meningkatkan kesesuaian ini dengan menciptakan pemahaman bersama antara pengajar dan mahasiswa tentang keterampilan yang diharapkan. Selain itu, rubrik juga membantu pengajar dalam memeriksa praktik pengajarannya dalam mengembangkan keterampilan proses mahasiswa serta memberikan umpan balik kepada mahasiswa untuk mengetahui area yang perlu diperbaiki

Ujian saat ini yang sering  untuk menilai berpikir kritis adalah Critical Thinking Assessment Test (CAT). Rubrik untuk menilai berpikir kritis telah tersedia, namun belum digunakan untuk memberikan umpan balik kepada mahasiswa STEM tingkat sarjana dan juga tidak dirancang untuk hal tersebut. Rubrik Analitik Berpikir Kritis dirancang khusus untuk menilai siswa K-12 untuk meningkatkan kesiapan perguruan tinggi dan belum diuji secara luas dalam mata kuliah STEM perguruan tinggi.

METODE

Penelitian di dalam artikel  ini telah mendapatkan persetujuan Institutional Review Board sebelum pengumpulan data yang melibatkan subjek mahasiswa. Sumber data yang digunakan untuk membuat rubrik keterampilan proses dan menjawab pertanyaan penelitian ini adalah (1) literatur yang telah ditinjau oleh rekan sejawat tentang bagaimana setiap keterampilan didefinisikan, (2) umpan balik dari ahli konten dalam beberapa disiplin STEM melalui survei dan diskusi kelompok secara langsung mengenai kecocokan rubrik untuk setiap disiplin, (3) wawancara dengan mahasiswa yang pekerjaannya dinilai dengan rubrik dan asisten pengajar yang menilai pekerjaan mahasiswa, dan (4) hasil penerapan rubrik pada sampel pekerjaan mahasiswa.

Rubrik-rubrik yang dijelaskan di sini dan rubrik-rubrik lain yang dikembangkan oleh Proyek ELIPSS dimaksudkan untuk mengukur keterampilan proses, yang merupakan tujuan pembelajaran yang diinginkan yang diidentifikasi oleh komunitas STEM dalam laporan-laporan terbaru.


RESULT 

Rubrik keterampilan proses untuk mengevaluasi berpikir kritis dan pemrosesan informasi dalam tulisan mahasiswa telah diselesaikan setelah beberapa kali revisi berdasarkan masukan dari berbagai sumber. Masukan tersebut berasal dari instruktur yang mencoba rubrik tersebut di kelas mereka, asisten pengajar yang menilai pekerjaan mahasiswa dengan rubrik tersebut, dan mahasiswa yang dinilai dengan rubrik tersebut. Setiap rubrik memiliki kategori yang akan dibahas dalam hal bagaimana rubrik tersebut mengukur aspek-aspek penting dari keterampilan tersebut dan cara penggunaannya untuk menilai karya mahasiswa sarjana STEM. Diskusi tentang setiap kategori akan dimulai dengan penjelasan umum tentang kategori tersebut, diikuti dengan contoh-contoh spesifik dari kuliah laboratorium kimia organik dan kuliah fisika kimia untuk menunjukkan bagaimana rubrik tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi karya mahasiswa

Information processing rubric


Evaluating 
Mahasiswa mampu menunjukkan bukti dari proses evaluasi mereka dengan mengidentifikasi informasi yang ada dalam perintah/model, menunjukkan informasi mana yang relevan atau tidak relevan, dan menunjukkan mengapa informasi tersebut relevan
Interpreting 
Mahasiswa mampu menginterpretasikan informasi dengan menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menjelaskan makna sesuatu, membuat inferensi, mencocokkan data dengan prediksi, dan mengekstraksi pola dari data
Manipulating and transforming (extent and accuracy)
mahasiswa mampuuntuk mengubah dan mentransformasi informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.  secara lengkap dan akurat . Misalnya, mahasiswa mungkin diminta untuk membuat gambar berdasarkan informasi tertulis, atau sebaliknya, mereka dapat mengubah informasi dalam gambar menjadi teks atau ekspresi matematika

Critical Thinking Rubric
Evaluating
Ketika menyelesaikan sebuah tugas, mahasiswa harus mengevaluasi relevansi informasi yang pada akhirnya akan mereka gunakan untuk mendukung klaim atau kesimpulan
Analyzing
Seiring dengan mengevaluasi informasi, mahasiswa juga perlu menganalisis informasi yang sama untuk mengekstraksi bukti yang bermakna untuk mendukung kesimpulan mereka.\
Synthesizing
Mahasiswa sering diminta untuk menyatukan beberapa informasi untuk membuat kesimpulan atau klaim. Menyintesis melibatkan mengidentifikasi hubungan antar informasi atau konsep, cara-cara menggabungkan informasi, dan menjelaskan bagaimana informasi yang disintesis digunakan untuk mendukung argumen.
Forming arguments (structure and validity)
Aspek kunci terakhir dari berpikir kritis adalah membentuk argumen yang terstruktur dengan baik dan valid

Conclusion
Dua rubrik dikembangkan untuk menilai kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis mahasiswa STEM. Hasil survei dan wawancara fakultas serta mahasiswa menunjukkan bahwa rubrik-rubrik tersebut dapat mengukur dengan tepat keterampilan proses yang diinginkan oleh instruktur dan dilakukan oleh mahasiswa. Skor yang tinggi dalam persetujuan antar penilai menunjukkan keakuratan rubrik. Secara keseluruhan, rubrik-rubrik ini dapat digunakan untuk memberikan umpan balik yang spesifik dan meningkatkan keselarasan antara harapan hasil dan penilaian, serta untuk meningkatkan keterampilan proses mahasiswa.

NOVELTY
Kebaharuan di dalam artikel ini adalah dikembangnya dua rubrik untuk menilai kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis mahasiswa terkait STEM dalam memproses informasi serta berpikir kritis



Share:

ESAI KECIL : ASESMEN PROBLEM SOLVING

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Teman-teman, apa kabarnya, Semoga sehat dan semangat selalu, pada kesempatan ini kita mempelajari tentang asesmen problem solving, 

Bagaimana langkah-langkah pada Asesmen Problem Solving
Yuk Simak di bawah ini 




Share:

Senin, 15 April 2024

ESAI KECIL : ASESSMEN MISKONSEPSI FISIKA

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Selamat Pagi teman-teman, semoga sehat selalu
Pada kali ini kita akan mempelajari tentang  asesmen miskonsepsi fisika, apa kah itu?
Yuk Mari Kita Bahas :)



Share:

ANALISIS ARTIKEL : ASSESSMENT PROBLEM SOLVING

 Judul Artikel : Analysis of understanding of physics concepts throughproblem solving units review in free fall motion materials

Link Artikel : Kilk


ANALISIS ARTIKEL

PENDAHULUAN

Hal yang melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah masih banyak siswa yang menyelesaikan masalah/mengerjakan pertanyaan fisika dengan sering menggunakan persamaan matematika tanpa melakukan analisis, menebak rumus yang digunakan, dan menghafal contoh pertanyaan yang telah diselesaikan untuk mengerjakan pertanyaan lain.Ada beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang lemah, yaitu: siswa tidak dapat menyelesaikan masalah termasuk kurangnya praktikum di laboratorium, kebingungan tentang penulisan konversi unit, kurangnya buku fisika yang digunakan sebagai referensi. Kurangnya keterampilan dalam memecahkan masalah termasuk pemahaman yang lemah terhadap prinsip-prinsip dan aturan fisika, kurangnya pemahaman terhadap masalah, dan kurangnya motivasi dari siswa. Dalam masalah fisika tentang gerak jatuh bebas, penting bagi siswa untuk memahami konsep pemecahan masalah. Ini tidak hanya tentang menghafal rumus, tapi juga tentang memahami unit. Siswa sering kesulitan dalam mengonversi unit dan menganalisis angka saat menjawab pertanyaan terkait. Implikasi bagi mata pelajaran sains dibahas dalam artikel ini, yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana siswa memahami konsep melalui pemecahan masalah terkait unit dalam gerak jatuh bebas.

METODE

Penelitian di dalam artikel ini merupakan merupakan penelitian survei yang dilakukan terhadap 19 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Tamansiswa, Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika tingkat tiga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.serta disajikan dua pertanyaan dalam bentuk esay


Tahapan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari 5 indikator. yaitu useful description, physicsapproach, specific application of physics, mathematical pro-cedure dan logical progression. 


Hasil dari data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan rubrik problem solving assessment


HASIL DAN DISKUSI

Hasil dari penelitian di dalam artikel ini diperoleh bahwa analisis pemahaman konsep dan pemecahan masalah fisika dari tinjauan unit oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UST ditampilkan dalam gambar di bawah ini. Representasi analisis pemahaman konsep melalui pemecahan masalah ditunjukkan dalam gambar 1. Dalam gambar 1, diamati bahwa pemahaman konsep melalui pemecahan masalah tinjauan unit memiliki persentase tertinggi dalam kategori sedang. Ini berarti bahwa kemampuan untuk memahami konsep melalui pemecahan masalah bagi mahasiswa pendidikan fisika UST berada dalam kategori sedang. 


Sedangkan pada gambar 2 ditunjukkan hasil  bahwa kecenderungan mahasiswa Pendidikan Fisika yang memiliki kemampuan rendah dalam memahami konsep juga memiliki kemampuan rendah dalam memecahkan masalah 


Hal ini berarti bahwa siswa belum mampu memilih konsep dan prinsip fisika yang tepat untuk digunakan dalam memecahkan masalah pada materi Gerak Jatuh Bebas melalui tinjauan unit, tidak mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip fisika pada kondisi tertentu dalam sebuah masalah tentang materi gerak jatuh bebas, dan juga masih memprioritaskan konsistensi untuk selalu menggunakan rumus dalam memecahkan masalah fisika. 
Banyak siswa dalam memecahkan masalah atau mengerjakan pertanyaan fisika cenderung hanya mengandalkan persamaan matematika tanpa benar-benar menganalisis masalahnya. Mereka cenderung menebak-nebak rumus yang digunakan dan mengandalkan hafalan contoh-contoh soal yang sudah dikerjakan sebelumnya untuk mengerjakan soal-soal lainnya. Kelebihan dari penelitian ini adalah bahwa peneliti belum menemukan solusi untuk masalah ini melalui cara memeriksa ulang konsep fisika. Namun, dalam memecahkan masalah fisika, khususnya dalam materi gerak jatuh bebas, peneliti menyarankan agar konsep tentang unit bisa membantu. 
Kelemahan dari penelitian di dalam artikel ini adalah bahwa penelitian hanya mencapai tahap survei, artinya belum ada langkah selanjutnya untuk mengatasi masalah tersebut

KESIMPULAN

Analisis pemahaman konsep mahasiswa pendidikan fisika melalui pemecahan masalah tinjauan unit dalam materi jatuh bebas menunjukkan persentase tertinggi berada dalam kategori sedang. Namun, pada indikator pemecahan masalah (useful description, physicsapproach, specific application of physics, mathematical pro-cedure dan logical progression), kemampuan siswa berada dalam kategori rendah.

NOVELTHY

Tidak terlalu spesifik kebaruan dari artikel ini, akan tetapi artikel ini membahas tentang miskonsepsi mahasiswa pada materi gerak jatuh bebas dengan menggunakan dua soal essai dan hanya mencapai tahap survei






Share:

Labels

Blogger templates