Minggu, 28 April 2024

ANALISIS ARTIKEL : ASESMEN CREATIVITY

 Judul Artikel : Exploration of Creative Thinking Skills of Students in Physics Learning

Link Artikel : Klik Disini


ANALISIS ARTIKEL

Pendahuluan

Tujuan dari penelitian di dalam artikel ini adalah untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah menengah dalam pembelajaran fisika, serta mengetahui bentuk-bentuk penilaian kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru fisika di SMAN 6 Yogyakarta, disampaikan bahwa dalam pelajaran fisika, siswa tidak secara khusus diajarkan untuk berpikir kreatif. Namun, dalam pembelajaran fisika, siswa diminta untuk mengasah kemampuan berpikir mereka, termasuk berpikir kreatif. Sesuai dengan kebutuhan siswa pada abad ke-21, diharapkan siswa dapat menghasilkan ide-ide baru dan menerapkannya dengan cara yang kreatif, baik secara individu maupun dalam kelompok.

Kunci utama dalam melihat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran terletak pada bentuk dan jenis tes yang digunakan. Penilaian pembelajaran memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena secara umum, kemampuan seseorang akan terlihat jika ada kegiatan penilaian yang bertujuan untuk menilai kemampuan tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.  Oleh karena itu, peneliti dalam artikel ini menganalisis tentang (1) Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika di SMAN 6 Yogyakarta dan (2) Bentuk penilaian kemampuan berpikir kreatif yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika di SMAN 6 Yogyakarta.

Metode

Jenis penelitian di dalam artikel ini adalah survei dengan metode lintas sektoral yang merupakan survei yang dilakukan sekali pada suatu waktu. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru fisika dari SMAN 6 Yogyakarta, dan 30 siswa kelas XI.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Convenience Sampling mencakup orang-orang yang tersedia, relawan, atau dapat dengan mudah direkrut dalam sampel. Penggunaan teknik pengambilan sampel ini, sangat penting bagi peneliti untuk menggambarkan karakteristik orang-orang yang berpartisipasi dalam studi penelitian mereka. Observasi, wawancara, dan kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif.

Hasil dan Diskusi


Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memiliki tingkat kreativitas tinggi adalah 13 orang dengan persentase sebesar 43,3%, sedangkan yang memiliki tingkat kreativitas sedang adalah 14 orang dengan persentase masing-masing sebesar 46,7%. Sementara sisanya berada pada tingkat kreativitas rendah, yaitu 3 orang dengan persentase sebesar 10%. Dari total 30 siswa, nilai tertinggi adalah 48 dan nilai terendah adalah 1.
Kemampuan berpikir kreatif selanjutnya ditinjau berdasarkan empat aspek kemampuan berpikir kreatif yang dikategorikan menjadi empat jenis berpikir, yaitu berpikir lancar, berpikir fleksibel, berpikir orisinal, dan berpikir elaboratif. Berdasarkan tabel 2, ditemukan bahwa untuk aspek kemampuan berpikir kreatif tinggi, yaitu berpikir fleksibel dengan nilai rata-rata sebesar 93, dan yang terendah adalah kemampuan berpikir lancar dengan rata-rata hanya 80. Untuk kemampuan berpikir secara orisinal dan kemampuan berpikir secara elaboratif memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu 84.

Kesimpulan
Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dikatakan cukup baik meskipun ada beberapa yang rendah. Karakteristik tertinggi adalah kemampuan berpikir fleksibel, sedangkan yang terendah adalah kemampuan berpikir lancar. Guru menggunakan berbagai jenis penilaian, termasuk tes hasil belajar dan penilaian produk, tanpa instrumen khusus untuk menilai kreativitas siswa. Guru lebih suka menggunakan penilaian non-tes karena dianggap lebih mampu melihat kreativitas siswa. Sebagai saran, guru perlu menggunakan Tes Berpikir Kreatif Torrance (TTCT) untuk menilai kreativitas siswa dengan lebih akurat.

NOVELTY
Kebaharuan di dalam artikel ini dinyatakan oleh peneliti pada bagian pendahuluan yaitu kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Meskipun telah banyak penelitian tentang berpikir kreatif, namun pengamatannya secara khusus dalam penerapan di sekolah, terutama dalam mata pelajaran fisika, masih terbatas




Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Blogger templates