Sabtu, 25 November 2023

ANALISIS ARTIKEL : MANOVA SATU JALUR

Judul Artikel : ANALISIS MANOVA SATU ARAH UNTUK MELIHAT PERBEDAAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA DI INDONESIA TAHUN 2017



ANALISIS ARTIKEL 

Latar Belakang

Hal melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah permasalahan tentang pembangunan kesehatan di Indonesia yang belum merata terkhususnya mencakup kesahatan anak sehingga perlu dilakukan penilaian terhadap aspek kesehatan tersebut untuk mengetahui bagaimana pemerataan pembangunan yang telah dilakukan. Penelitian di dalam artikel ini menggunakan variabel bebas berupa kawasan utama pembangunan Indonesia dan variabel terikat berupa proporsi balita menurut status gizi dan indeks tuberkolosis/U serta penelitian di dalam artikel ini bertujuan untuk melihat perbedaan presentase balita menurut status gizi sangat pendek, pendek, dan normal berdasarkan empat wilayah pembangunan utama di Indonesia, serta melihat wilayah manakah yang memberikan pebedaan pengaruh pada presentase tersebut menggunkan metode MANOVA satu jalur

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah
persentase status gizi anak usia 0-59 bulan tahun 2017 menurut indeks TB/U yang disarikan dari
profil kesehatan Indonesia tahun 2017.Variabel yang digunakan terdiri dari variabel terikat
(X) dan variabel bebas (Y).  Di dalam artikel ini variabel bebasnya berupa kawasan utama pembangunan Indonesia sedangkan variabel terikatnya berupa proporsi balita menurut status gizi dan indeks tuberkolosis/U.
Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode MANOVA dan harus memenuhi uji asumsi MANOVA. Uji asumsi yang harus terpenuhi di dalam artikel ini antara lain :
1. Terdapat minimal dua atau lebih variabel terikat dengan skala pengukuran interval atau
rasio.
2. Terdapat variabel bebas nonmetrik dengan skala pengukuran nominal atau ordinal.
3. Terpenuhinya pengujian normalitas pada variabel terikat.
4. Terdapat kesamaan matriks varians-kovarians


Hasil dan Pembahasan

Pada uji asumsi diperoleh hasil :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam artikel ini  dilakukan dengan dua tahap, yaitu uji normalitas
multivariat dan uji normalitas univariat menggunakan uji Henze-Zirkler.
Berikut hasil uji normalitas multivariat 
Dalam tabel tersebut menyatakan bahwa nilai p-value > α  ( 5%) . Hal ini berarti bahwa asumsi normalitas multivariat terpenuhi. 
Kemudian dilakukan uji normalitas univariat dan diperoleh hasil sebagai berikut 
Berdasarkan tabel tersebut, dengan hipotesis awal bahwa data berdistribusi normal univariat dan tingkat signifikansi (5% ), maka hasil pengujian  p-value > α  ( 5%) menyebabkan hipotesis awal diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data untuk masing- masing variabel persentase status gizi sangat pendek, pendek, dan normal berdistribusi normal univariat. Hal ini berarti bahwa asumsi normalitas univariat terpenuhi untuk masing-masing variabel terikat

2. Uji Homoskedastitsitas
Uji homoskedastisitas dalam artikel ini dilakukan dengan dua jenis yaitu uji homogenitas varians dan uji homogenitas matriks kovarians. Berikut adalah hasil pengujian asumsi homogenitas varians
menggunakan uji Levene. 
Berdasarkan tabel tersebut, dengan hipotesis awal bahwa varians data homogen dan tingkat signifikansi (5%), maka dapat disimpulkan bahwa varians data untuk masing-masing variabel persentase status
gizi sangat pendek, pendek, dan normal homegen. Hal ini berarti bahwa asumsi homogenitas
ragam terpenuhi untuk masing-masing variabel terikat. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan
hasil pengujian p-value > α  ( 5%) yang menyebabkan hipotesis awal diterima

Setelah uji asumsi MANOVA terpenuhi maka dapat dilakukan Uji MANOVA Satu Jalur
Di dalam artikel ini diperoleh hasil uji MANOVA satu jalur sebagai berikut

3. Uji MANOVA 
Uji signifikansi MANOVA dilakukan dalam dua tahap, yaitu uji secara serempak dan parsial. Berikut adalah hasil uji signifikansi MANOVA secara serempak menggunakan Uji Roy’s Largest Root.


Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwasanya nilai p-value <  α  ( 5%) maka memberikan hasil untuk menolak hipotesis awal. Hal ini berarti bahwa kesimpulan untuk pengujian ini adalah wilayah pembangunan berpengaruh setidaknya terhadap salah satu persentase status gizi sangat pendek, pendek, atau normal. Selanjutnya dapat dilakukan uji parsial untuk mengetahui persentase status gizi manakah yang dipengaruhi oleh wilayah pembangunan


Tabel tersebut  menunjukkan hasil pengujian signifikansi MANOVA secara parsial. Hipotesis awal dari uji ini adalah wilayah pembangunan tidak berpengaruh terhadap persentase status gizi i. Berdasarkan tabel tersebut, dengan tingkat signifikansi ( 5%), diperoleh hasil p-value <  α  ( 5%) untuk variabel persentase status gizi sangat pendek dan normal, serta  p-value > α  ( 5%) untuk variabel persentase status gizi pendek. Hal ini berarti bahwa hipotesis awal ditolak untuk variabel persentase status gizi sangat pendek dan normal, serta diterima untuk variabel persentase status gizi pendek. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian ini adalah wilayah pembangunan berpengaruh terhadap persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal, serta tidak berpengaruh terhadap persentase balita dengan status gizi pendek. Artinya persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal berbeda-beda sesuai wilayah pembangunan karena wilayah pembangunan mempengaruhi kedua status gizi tersebut. Sedangkan persentase balita dengan status gizi pendek sama untuk semua wilayah pembangunan karena wilayah pembangunan tidak mempengaruhi status gizi tersebut.

Kesimpulan

Kesimpulan di dalam artikel ini diperoleh bahwa
1. Wilayah pembangunan berpengaruh terhadap persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal. Artinya persentase balita dengan status gizi sangat pendek dan normal berbeda-beda sesuai wilayah pembangunan karena wilayah pembangunan mempengaruhi persentase balita dengan kedua status gizi tersebut.
2. Tidak ada perbedaan pengaruh antara wilayah pembangunan A, B, C, dan D terhadap persentase balita menurut status gizi sangat pendek dan normal di Indonesia. Artinya masing-masing pasangan wilayah pembangunan A dan B, A dan C, A dan D, B dan C, B dan D, serta C dan D tidak memiliki perbedaan pengaruh yang nyata terhadap persentase balita menurut status gizi sangat pendek dan normal di Indonesia.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Blogger templates