This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 21 April 2024

ESAI KECIL : ASESMEN PROBLEM SOLVING

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Teman-teman, apa kabarnya, Semoga sehat dan semangat selalu, pada kesempatan ini kita mempelajari tentang asesmen problem solving, 

Bagaimana langkah-langkah pada Asesmen Problem Solving
Yuk Simak di bawah ini 




Share:

Senin, 15 April 2024

ESAI KECIL : ASESSMEN MISKONSEPSI FISIKA

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Selamat Pagi teman-teman, semoga sehat selalu
Pada kali ini kita akan mempelajari tentang  asesmen miskonsepsi fisika, apa kah itu?
Yuk Mari Kita Bahas :)



Share:

ANALISIS ARTIKEL : ASSESSMENT PROBLEM SOLVING

 Judul Artikel : Analysis of understanding of physics concepts throughproblem solving units review in free fall motion materials

Link Artikel : Kilk


ANALISIS ARTIKEL

PENDAHULUAN

Hal yang melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah masih banyak siswa yang menyelesaikan masalah/mengerjakan pertanyaan fisika dengan sering menggunakan persamaan matematika tanpa melakukan analisis, menebak rumus yang digunakan, dan menghafal contoh pertanyaan yang telah diselesaikan untuk mengerjakan pertanyaan lain.Ada beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang lemah, yaitu: siswa tidak dapat menyelesaikan masalah termasuk kurangnya praktikum di laboratorium, kebingungan tentang penulisan konversi unit, kurangnya buku fisika yang digunakan sebagai referensi. Kurangnya keterampilan dalam memecahkan masalah termasuk pemahaman yang lemah terhadap prinsip-prinsip dan aturan fisika, kurangnya pemahaman terhadap masalah, dan kurangnya motivasi dari siswa. Dalam masalah fisika tentang gerak jatuh bebas, penting bagi siswa untuk memahami konsep pemecahan masalah. Ini tidak hanya tentang menghafal rumus, tapi juga tentang memahami unit. Siswa sering kesulitan dalam mengonversi unit dan menganalisis angka saat menjawab pertanyaan terkait. Implikasi bagi mata pelajaran sains dibahas dalam artikel ini, yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana siswa memahami konsep melalui pemecahan masalah terkait unit dalam gerak jatuh bebas.

METODE

Penelitian di dalam artikel ini merupakan merupakan penelitian survei yang dilakukan terhadap 19 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Tamansiswa, Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika tingkat tiga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.serta disajikan dua pertanyaan dalam bentuk esay


Tahapan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari 5 indikator. yaitu useful description, physicsapproach, specific application of physics, mathematical pro-cedure dan logical progression. 


Hasil dari data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan rubrik problem solving assessment


HASIL DAN DISKUSI

Hasil dari penelitian di dalam artikel ini diperoleh bahwa analisis pemahaman konsep dan pemecahan masalah fisika dari tinjauan unit oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UST ditampilkan dalam gambar di bawah ini. Representasi analisis pemahaman konsep melalui pemecahan masalah ditunjukkan dalam gambar 1. Dalam gambar 1, diamati bahwa pemahaman konsep melalui pemecahan masalah tinjauan unit memiliki persentase tertinggi dalam kategori sedang. Ini berarti bahwa kemampuan untuk memahami konsep melalui pemecahan masalah bagi mahasiswa pendidikan fisika UST berada dalam kategori sedang. 


Sedangkan pada gambar 2 ditunjukkan hasil  bahwa kecenderungan mahasiswa Pendidikan Fisika yang memiliki kemampuan rendah dalam memahami konsep juga memiliki kemampuan rendah dalam memecahkan masalah 


Hal ini berarti bahwa siswa belum mampu memilih konsep dan prinsip fisika yang tepat untuk digunakan dalam memecahkan masalah pada materi Gerak Jatuh Bebas melalui tinjauan unit, tidak mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip fisika pada kondisi tertentu dalam sebuah masalah tentang materi gerak jatuh bebas, dan juga masih memprioritaskan konsistensi untuk selalu menggunakan rumus dalam memecahkan masalah fisika. 
Banyak siswa dalam memecahkan masalah atau mengerjakan pertanyaan fisika cenderung hanya mengandalkan persamaan matematika tanpa benar-benar menganalisis masalahnya. Mereka cenderung menebak-nebak rumus yang digunakan dan mengandalkan hafalan contoh-contoh soal yang sudah dikerjakan sebelumnya untuk mengerjakan soal-soal lainnya. Kelebihan dari penelitian ini adalah bahwa peneliti belum menemukan solusi untuk masalah ini melalui cara memeriksa ulang konsep fisika. Namun, dalam memecahkan masalah fisika, khususnya dalam materi gerak jatuh bebas, peneliti menyarankan agar konsep tentang unit bisa membantu. 
Kelemahan dari penelitian di dalam artikel ini adalah bahwa penelitian hanya mencapai tahap survei, artinya belum ada langkah selanjutnya untuk mengatasi masalah tersebut

KESIMPULAN

Analisis pemahaman konsep mahasiswa pendidikan fisika melalui pemecahan masalah tinjauan unit dalam materi jatuh bebas menunjukkan persentase tertinggi berada dalam kategori sedang. Namun, pada indikator pemecahan masalah (useful description, physicsapproach, specific application of physics, mathematical pro-cedure dan logical progression), kemampuan siswa berada dalam kategori rendah.

NOVELTHY

Tidak terlalu spesifik kebaruan dari artikel ini, akan tetapi artikel ini membahas tentang miskonsepsi mahasiswa pada materi gerak jatuh bebas dengan menggunakan dua soal essai dan hanya mencapai tahap survei






Share:

Minggu, 31 Maret 2024

ANALISIS ARTIKEL : ASESMEN MISKONSEPSI FISIKA

 Judul Artikel : Sex and Grade Issues in Influencing Misconceptions about Force and Laws of Motion: An Application of Cognitively Diagnostic Assessment

Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/1X4L3t0PYL-dbaX_NBiJEf9KClqwxcGtw/view?usp=sharing





ANALISIS ARTIKEL

PENDAHULUAN

Di dalam artikel ini menjelaskan bahwasanya konsep gaya dan hukum gerak adalah konsep kunci dalam pembelajaran mekanika dan pemahaman konsep-konsep fisika lain yang kompleks. Jika siswa memiliki pemahaman yang salah tentang konsep ini, pembelajaran mekanika akan kehilangan makna, yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam pembelajaran fisika. Jenis kelamin dan tingkat kelas mungkin mempengaruhi pemahaman salah siswa. Latar belakang siswa, seperti jenis kelamin dan tingkat kelas, bisa memengaruhi pemahaman fisika mereka. Namun, ada perbedaan pendapat dalam penelitian tentang bagaimana hal ini memengaruhi kesalahpahaman mereka. Beberapa penelitian menemukan bahwa siswa laki-laki cenderung memiliki lebih sedikit kesalahpahaman daripada siswa perempuan, baik di sekolah menengah maupun universitas. Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam hal kesalahpahaman. Selain itu, beberapa penelitian menemukan bahwa mahasiswa universitas yang lebih tinggi tingkatnya memiliki lebih sedikit kesalahpahaman tentang fisika daripada mahasiswa tingkat yang lebih rendah. Meskipun begitu, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam tingkat kesalahpahaman antara siswa SMA dari berbagai kelompok usia. Intinya, semua siswa memiliki kesalahpahaman yang serupa tentang fisika, terlepas dari usia atau jenis kelamin mereka.

METODE

Peserta adalah 522 siswa SMA di empat sekolah negeri di Bangkok, Thailand. Enam ratus siswa SMA diacak menggunakan metode multistage random sampling. Namun, hanya 522 peserta yang memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan menyelesaikan semua item dalam tes diagnostik untuk kesalahpahaman tentang gaya dan hukum gerak dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) tes diagnostik untuk kesalahpahaman tentang gaya dan hukum gerak, dan (2) rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai respon item peserta dalam tes diagnostik.


HASIL TEMUAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase siswa SMA yang memiliki kesalahpahaman tinggi untuk keenam atribut tersebut. Terdapat perbedaan signifikan dalam proporsi siswa laki-laki dan perempuan yang memiliki kesalahpahaman tentang gaya resultan. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan dalam proporsi siswa dari tingkat kelas yang berbeda yang memiliki kesalahpahaman tentang gaya resultan dan hukum gerak Newton kedua. Temuan penelitian menyarankan guru untuk mengembangkan program remedial untuk memperbaiki kesalahpahaman siswa SMA tentang gaya dan hukum gerak untuk keenam atribut tersebut.


KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian di dalam artikel ini diambil dari tujuan dilakukan nya penelitian yaitu  bertujuan untuk mendiagnosis kesalahpahaman siswa SMA tentang gaya dan hukum gerak menggunakan CDA dan membandingkan perbedaan proporsional siswa dari jenis kelamin dan tingkat kelas yang memiliki kesalahpahaman tentang setiap atribut gaya dan hukum gerak. Temuan menunjukkan bahwa persentase peserta yang memiliki kesalahpahaman tinggi untuk keenam atribut yaitu  (1) gaya resultan, (2) hukum gerak Newton pertama, (3) hukum gerak Newton kedua, (4) hukum gerak Newton ketiga, (5) gaya gesek, dan (6) gaya gravitasi. Hanya terdapat perbedaan signifikan dalam proporsi siswa laki-laki dan perempuan yang memiliki kesalahpahaman tentang gaya resultan. Selain itu, hanya terdapat perbedaan signifikan dalam proporsi siswa dari tingkat kelas yang berbeda yang memiliki kesalahpahaman tentang gaya resultan dan hukum gerak Newton kedua. Temuan menunjukkan bahwa siswa SMA laki-laki dan perempuan memiliki kesalahpahaman yang serupa. Selain itu, peserta masih mempertahankan kesalahpahaman tersebut bahkan setelah konsep tersebut diajarkan kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa peserta dari setiap tingkat kelas menunjukkan kesalahpahaman yang serupa, seperti tercermin dari persentase tinggi pameran kesalahpahaman.

NOVELTY

Penelitian di dalam artikel mencakup pembandingan proporsi siswa dari jenis kelamin dan tingkat yang berbeda yang memiliki kesalahpahaman tentang setiap atribut gaya dan hukum gerak, memberikan wawasan baru tentang efek latar belakang siswa terhadap kesalahpahaman mereka serta penggunaan model evaluasi diagnostik kognitif (CDA) untuk menganalisis respons siswa dalam mengidentifikasi kesalahpahaman mereka tentang gaya dan hukum gerak. Dalam konteks ini, CDA digunakan untuk memberikan informasi diagnostik yang lebih rinci tentang kesalahan pemahaman siswa, yang dapat menjadi panduan yang berharga bagi pengajaran dan pembelajaran. 



Share:

Minggu, 24 Maret 2024

MATERI : ASESMEN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh teman2, pada kali ini kita akan mempelajri asesmen penguasaan konsep fisika, Yuk belajar bersama

Makalah

File Presentasi

Video Presentasi

Cek Plagiasi

Semoga Bermanfaat, Terimakasih

Share:

Jumat, 22 Maret 2024

ESAI KECIL : PERFORMANCE ASSESSMENT

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

Pada kali ini kita akan mempelajari langkah-langkah dari performance assessment, apa saja kah itu?
Mari kita simak di bawah ini



Share:

Rabu, 13 Maret 2024

ANALISIS ARTIKEL : PERFORMANCE ASSESSMENT

 Judul Artikel : Development of performance assessment instrument based contextual learning for measuring students laboratory skills

Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/147jvpb_90YQKxtdP3SO3xPt9M70BCGt3/view?usp=sharing

ANALISIS ARTIKEL 

Latar Belakang

Hal yang melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah tentang kekurangan ataupun kelemahan  dalam penilaian keterampilan laboratorium, di mana saat ini belum ada pedoman yang spesifik dalam melakukan penilaian. Selain itu, penilaian individu terhadap siswa selama mereka melakukan praktikum laboratorium juga belum teramati dan diukur dengan baik. Sebagai alternatif, penilaian kinerja atau performance assessment dapat digunakan untuk mengukur keterampilan laboratorium siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah instrumen penilaian kinerja yang dihasilkan dari penelitian tersebut dapat digunakan untuk menilai keterampilan dasar laboratorium siswa. Dengan kata lain, penelitian di dalam artikel ini bertujuan untuk memperbaiki cara penilaian keterampilan laboratorium siswa

Metode

Penelitian di dalam artikel ini dilakukan di SMK Kesehatan Bina Mandiri dan SMK Avicenna Lasem. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D). Penelitian pengembangan tidak menggunakan populasi umum, tetapi hanya menggunakan subjek terbatas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas farmasi tahun ajaran 2015/2016. Sekolah yang dimaksud untuk menguji kelas kecil, skala besar untuk implementasi instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan. Subjek penelitian pada pengujian skala kecil berjumlah sepuluh siswa. Subjek penelitian pada pengujian skala besar berjumlah 26 siswa dan subjek penelitian pada implementasi berjumlah 29 siswa. Penelitian di dalam artikel ini menggunakan metode penelitian R&D yaitu memiliki tiga tahapan pengembangan yang meliputi mendefinisikan (define) , merancang (design), dan mengembangkan (develope).

Hasil dan Kesimpulan

Hasil umpan balik dari guru dan pengamat terhadap penilaian kinerja yang dikembangkan menunjukkan bahwa pengguna harus memberikan penilaian dalam kategori praktis hingga sangat praktis dengan rentang skor antara 42-53. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan secara umum memiliki tingkat kualifikasi praktis. Hasil ini konsisten dengan penelitian Haksani [10] di mana alat yang dikembangkan mendapatkan tanggapan positif dari pengguna melalui respons kuesioner, sehingga alat yang dikembangkan dinyatakan praktis. Kegiatan penilaian di laboratorium dapat membantu guru untuk menentukan keterampilan laboratorium siswa. Penilaian otentik dimaksudkan untuk mengukur keterampilan laboratorium siswa dengan situasi yang sebenarnya. Penilaian otentik dapat dilakukan dalam berbagai cara baik dengan menggunakan penilaian kinerja. Implementasi menggunakan penilaian kinerja dapat dilakukan selama bekerja di laboratorium farmasi untuk mengukur keterampilan laboratorium siswa. Instrumen penilaian kinerja yang diarahkan selama proses kerja laboratorium yang saat ini sedang diamati, menganalisis, menginterpretasi data, dan terakumulasi selama proses kerja laboratorium. Materi yang diperoleh siswa selama pembelajaran materi farmasi dapat digunakan dalam kehidupan sosial.

Hasil pengembangan telah meningkatkan tugas guru saat praktikum dilakukan. Guru harus menjelaskan materi dan mengamati semua siswa untuk menilai keterampilan laboratorium mereka. Hambatan ini dapat diatasi dengan teknik penilaian pendamping, penilaian diri oleh rekan siswa juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Instrumen penilaian kinerja juga masih perlu dikembangkan dengan kreativitas dan kebutuhan, sehingga guru dapat dengan mudah mencatat kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.



Share:

Labels

Blogger templates