Minggu, 11 Februari 2024

REVIEW ARTIKEL : Authentic Assessment


 Judul Artikel    : PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TENTANG KONSEP DAN PRAKTIK PENILAIAN AUTENTIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Link Artikel      :  https://drive.google.com/file/d/1kj-mYhdeHd8JmAnFvfFxt8uogvYSzYS5/view?usp=sharing   


ANALISIS ARTIKEL :

Hal melatarbelakangi masalah di dalam artikel ini dikarenakan pentingnya untuk menciptakan dan memahami penilaian autentik beserta dengan praktiknya, untuk memberikan akomodasi perkembangan pembelajaran yang lebih baik tehadap peserta didik, sehingga dengan konsep pembelajaran merdeka tersebut peserta didik dimungkinkan terpenuhi minat, bakat dan potensi yang dimilikinya tanpa terisolasi secara individual.Penilaian  autentik  menghendaki  untuk  membuat  pola  penilaian  yang  komprehensif, sehingga  dalam  pelaksanaannya  seorang  pendidik  tidak  hanya  berfokus  terhadap  perkembangan kognitif semata, akan tetapi bagaimana menganalisis perkembangan sikap dan keterampilan yang melekat  dalam  diri  peserta  didik, serta pentingnya untuk menganalisis dan memahami bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran, sehingga dengan kemampuan tersebut guru mampu untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. Adapun keberadaan kurikulum merdeka harus dijadikan sebagai alat bagi para guru, untuk mampu mendesain dan memformulasikan penilaian autentik terhadap proses, hasil dan evaluasi peserta didik. Oleh karena itu, peneliti di dalam artikel ini  mengangkat masalah ini dalam pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, dengan adanya pengabdian ini dimungkinkan menjadi bahan reflektif, evaluatif dan solustif bagi kemajuan pendidikan masa depan. Dengan demikian, akan menjadi tepat sasaran apabila pengabdian ini difokuskan untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru tentang konsep dan praktik dalam implementasi kurikulum merdeka.

Metode yang digunakan di dalam artikel ini adalah workshop secara daring dan pendampingan secara luring dalam memahami konsep dan praktik penilaian autentik yang diperuntukkan bagi guru-guru di daerah pengabdian masyarakat yang ditetapkan. Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

  1. Penyampaian materi secara daring tentang konsep penilaian autentik yang meliputi tujuan, karakteristik, prinsip penilaian autentik, model instrumen penilaian dan pengembangan rubriknya. Kegiatan dilakukan secara daring, mengingat khalayak sasaran adalah guru-guru di SD dan SMP di wilayah sasaran.
  2. Penugasan penyusunan instrumen penilaian autentik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor untuk evaluasi formatif dan sumatif. Kegiatan ini dilakukan secara daring agar tidak mengganggu proses belajar mengajar yang dilakukan guru.
  3. Pendampingan (workshop), pengamatan langsung di lapangan dan evaluasi hasil yangdilakukan bersama tim pengabdian kepada masyarakat untuk menilai daya serap dan semangat peserta selama kegiatan berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan mereka dalam menyerap materi yang disampaikan. Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka langsung di lokasi khalayak sasaran.

Dalam kegiatan di dalam artikel ini bagian "Penugasan Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik" yang dilakukan secara daring diperoleh bahwa pemahaman tentang penilaian autentiknya mencapai 29,39%, penyusunan indikator/kisi-kisi penilaian autentik mencapai 22.05% dan penyusunan rubrik soal autentik mencapai 26,12%, sehingga dengan mendasarkan kriteria dan perhitungan SPSS guru di Kabupaten Kuningan telah memahami dan menggunakan proses penilaian autentik dengan baik. 

Dengan mengacu terhadap hasil pengabdian yang dilakukan terhadap guru-guru di Kabupaten Kuningan, menunjukan guru telah memahami dan menguasai bagaimana konsep penilaian autentik. Adapun dalam praktek penyusunannya, guru memiliki skala nilai tinggi, bukti tersebut ditunjukan melalui hasil instrumen kuesioner yang dibuat oleh tim pengabdian. Dengan demikian, dimana hasil tersebut dalam konteks pemahaman penilaian autentik guru memiliki skor 29,39%, penyusunan indikator/kisi-kisi penilaian autentik 22,05% dan penyusunan rubrik soal autentik 26,12%. Oleh karena itu, nilai itu di dapatkan berdasarkan hasil kriteria yang telah disusun oleh tim pengabdian yang dilakukan di Kabupaten Kuningan.

Oleh karena itu kesimpulan di dalam artikel ini adalah pengabdian terhadap guru di Kabupaten Kuningan ditanggapi secara antusias, karena dengan adanya kegiatan pengabdian ini guru-guru menjadi terlatih dan menambah wawasan dalam dirinya khususnya, umumnya berguna bagi kemaslahatan dunia pendidikan, sehingga guru mampu untuk mengembangkan kreatifitas dirinya dalam mengembangkan berbagai bentuk penilaian autentik.

NOVELTY

Novelty di dalam artikel ini berupa metode yang dilaksanakan yaitu metode berbasis pada pemahaman konsep dan praktik langsung, dengan memakai metode workshop secara daring dan pendampingan secara luring dalam memahami konsep dan praktik penilaian autentik yang diperuntukkan bagi guru-guru di daerah pengabdian masyarakat yang ditetapkan.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Blogger templates