Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh, Apa kabar teman2, semoga sehat selalu
Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari indikator asessment scientific argumentation, apa sajakah itu?
Yuk mari disimak
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh, Apa kabar teman2, semoga sehat selalu
Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari indikator asessment scientific argumentation, apa sajakah itu?
Yuk mari disimak
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi teman-teman semua. Semoga sehat selalu
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari tentang Asessment Scientific Reasoning
Yuk, Mari disimak bersama
Makalah : Klik Disini
File Presentasi : Klik Disini
Video Presentasi : Klik Disini
Cek Plagiasi : Klik Disini
Judul Artikel : Enhancing scientific argumentation skill through partnership comprehensive literacy
Link Artikel : Klik Disini
ANALISIS ARTIKEL
Pendahuluan
Penelitian di dalam artikel ini berfokus pada penggunaan Keterampilan Membaca Literasi Komprehensif (PCL) sebagai strategi membaca untuk mendukung membaca dalam ilmu pengetahuan dan untuk mengeksplorasi tingkat argumen ilmiah siswa. Keterampilan Membaca Literasi Komprehensif (PCL) merupakan strategi membaca untuk meningkatkan kompetensi membaca. Ini digunakan untuk menyelidiki aktivitas siswa dalam konteks sebelum, selama, dan setelah membaca. PCL memiliki empat komponen: pernyataan konten, apa yang saya pikirkan, apa yang dikatakan teks, dan bukti dari teks. PCL memiliki beberapa manfaat. Pertama, itu dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman melalui verifikasi konsep. Kedua, ini memberikan kesempatan untuk membuat prediksi. Terakhir, itu dapat digunakan untuk belajar membenarkan temuan dan mendukung ide-ide. Ini berarti siswa dapat menyusun argumen yang layak setelah melakukan aktivitas membaca. Argumen yang dikembangkan adalah untuk membangun gagasan yang benar dan salah dalam memperkuat interpretasi dan menangani kesalahpahaman. PCL juga dapat menjadi alat potensial untuk mendukung keterampilan argumentasi ilmiah. Siswa diharapkan untuk menghubungkan pernyataan benar atau salah (klaim) yang terhubung dengan bukti dari teks. Ini menggambarkan bahwa aktivitas membaca dapat disusun untuk mendukung aktivitas lainnya.
Metode
Penelitian di dalam artikel ini menggunakan metode campuran untuk mengidentifikasi dan meningkatkan keterampilan argumentasi ilmiah siswa. Instrumen yang digunakan adalah kumpulan pertanyaan tentang listrik dan magnetisme. Selain itu, instrumen rubrik tingkat argumen yang berisi komponen argumen digunakan untuk menganalisis tingkat argumen ilmiah siswa. Peserta dalam penelitian ini adalah 40 mahasiswa perguruan tinggi terdiri dari 25 perempuan dan 15 laki-laki di jurusan pendidikan fisika yang mengambil mata kuliah dasar fisika.
Hasil
NOVELTY
Kebaruan di dalam artikel ini adalah metode pengajaran untuk melihat tingkat penguasaan materi siswa melalui tingkat argumentasi ilmiah yang ditawarkan yaitu metode PCL .Selain itu, melalui metode PCL, guru dapat meningkatkan keterampilan argumentasi ilmiah mereka
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Apa kabar nya sahabat semua, semoga tetap semangat
Pada kali ini kita akan mempelajari siklus keterampilan berpikir kreatif, apa sajakah itu, mari kita bahas
Judul Artikel : Exploration of Creative Thinking Skills of Students in Physics Learning
Link Artikel : Klik Disini
ANALISIS ARTIKEL
Pendahuluan
Tujuan dari penelitian di dalam artikel ini adalah untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah menengah dalam pembelajaran fisika, serta mengetahui bentuk-bentuk penilaian kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru fisika di SMAN 6 Yogyakarta, disampaikan bahwa dalam pelajaran fisika, siswa tidak secara khusus diajarkan untuk berpikir kreatif. Namun, dalam pembelajaran fisika, siswa diminta untuk mengasah kemampuan berpikir mereka, termasuk berpikir kreatif. Sesuai dengan kebutuhan siswa pada abad ke-21, diharapkan siswa dapat menghasilkan ide-ide baru dan menerapkannya dengan cara yang kreatif, baik secara individu maupun dalam kelompok.
Kunci utama dalam melihat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran terletak pada bentuk dan jenis tes yang digunakan. Penilaian pembelajaran memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena secara umum, kemampuan seseorang akan terlihat jika ada kegiatan penilaian yang bertujuan untuk menilai kemampuan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Oleh karena itu, peneliti dalam artikel ini menganalisis tentang (1) Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika di SMAN 6 Yogyakarta dan (2) Bentuk penilaian kemampuan berpikir kreatif yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika di SMAN 6 Yogyakarta.
Metode
Jenis penelitian di dalam artikel ini adalah survei dengan metode lintas sektoral yang merupakan survei yang dilakukan sekali pada suatu waktu. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru fisika dari SMAN 6 Yogyakarta, dan 30 siswa kelas XI.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Convenience Sampling mencakup orang-orang yang tersedia, relawan, atau dapat dengan mudah direkrut dalam sampel. Penggunaan teknik pengambilan sampel ini, sangat penting bagi peneliti untuk menggambarkan karakteristik orang-orang yang berpartisipasi dalam studi penelitian mereka. Observasi, wawancara, dan kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif.
Hasil dan Diskusi
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh rekan2, pada kali ini kita akan belajar tentang karakteristik assessment critical thinking
Apa saja kah itu???
Yuk kita pelajari
Judul Artikel : Rubrics to assess critical thinking and information processing in undergraduate STEM courses
Link Artikel : Klik Disini
ANALISIS ARTIKEL
PENDAHULUAN
Hal melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah keterampilan proses seperti berpikir kritis dan pemrosesan informasi sering menjadi tujuan dalam program gelar sarjana STEM, tetapi pengajar sering kali tidak mengevaluasi keterampilan ini secara eksplisit dalam mata kuliah mereka. Mahasiswa lebih mungkin mengembangkan keterampilan penting ini jika tujuan pembelajaran pengajar, tugas yang diberikan, dan alat penilaian yang digunakan sesuai satu sama lain. Penggunaan rubrik untuk setiap keterampilan proses dapat meningkatkan kesesuaian ini dengan menciptakan pemahaman bersama antara pengajar dan mahasiswa tentang keterampilan yang diharapkan. Selain itu, rubrik juga membantu pengajar dalam memeriksa praktik pengajarannya dalam mengembangkan keterampilan proses mahasiswa serta memberikan umpan balik kepada mahasiswa untuk mengetahui area yang perlu diperbaiki
Ujian saat ini yang sering untuk menilai berpikir kritis adalah Critical Thinking Assessment Test (CAT). Rubrik untuk menilai berpikir kritis telah tersedia, namun belum digunakan untuk memberikan umpan balik kepada mahasiswa STEM tingkat sarjana dan juga tidak dirancang untuk hal tersebut. Rubrik Analitik Berpikir Kritis dirancang khusus untuk menilai siswa K-12 untuk meningkatkan kesiapan perguruan tinggi dan belum diuji secara luas dalam mata kuliah STEM perguruan tinggi.
METODE
Penelitian di dalam artikel ini telah mendapatkan persetujuan Institutional Review Board sebelum pengumpulan data yang melibatkan subjek mahasiswa. Sumber data yang digunakan untuk membuat rubrik keterampilan proses dan menjawab pertanyaan penelitian ini adalah (1) literatur yang telah ditinjau oleh rekan sejawat tentang bagaimana setiap keterampilan didefinisikan, (2) umpan balik dari ahli konten dalam beberapa disiplin STEM melalui survei dan diskusi kelompok secara langsung mengenai kecocokan rubrik untuk setiap disiplin, (3) wawancara dengan mahasiswa yang pekerjaannya dinilai dengan rubrik dan asisten pengajar yang menilai pekerjaan mahasiswa, dan (4) hasil penerapan rubrik pada sampel pekerjaan mahasiswa.
Rubrik-rubrik yang dijelaskan di sini dan rubrik-rubrik lain yang dikembangkan oleh Proyek ELIPSS dimaksudkan untuk mengukur keterampilan proses, yang merupakan tujuan pembelajaran yang diinginkan yang diidentifikasi oleh komunitas STEM dalam laporan-laporan terbaru.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Teman-teman, apa kabarnya, Semoga sehat dan semangat selalu, pada kesempatan ini kita mempelajari tentang asesmen problem solving,
Bagaimana langkah-langkah pada Asesmen Problem Solving
Yuk Simak di bawah ini
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Selamat Pagi teman-teman, semoga sehat selalu
Pada kali ini kita akan mempelajari tentang asesmen miskonsepsi fisika, apa kah itu?
Yuk Mari Kita Bahas :)
Judul Artikel : Analysis of understanding of physics concepts throughproblem solving units review in free fall motion materials
Link Artikel : Kilk
ANALISIS ARTIKEL
PENDAHULUAN
Hal yang melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah masih banyak siswa yang menyelesaikan masalah/mengerjakan pertanyaan fisika dengan sering menggunakan persamaan matematika tanpa melakukan analisis, menebak rumus yang digunakan, dan menghafal contoh pertanyaan yang telah diselesaikan untuk mengerjakan pertanyaan lain.Ada beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang lemah, yaitu: siswa tidak dapat menyelesaikan masalah termasuk kurangnya praktikum di laboratorium, kebingungan tentang penulisan konversi unit, kurangnya buku fisika yang digunakan sebagai referensi. Kurangnya keterampilan dalam memecahkan masalah termasuk pemahaman yang lemah terhadap prinsip-prinsip dan aturan fisika, kurangnya pemahaman terhadap masalah, dan kurangnya motivasi dari siswa. Dalam masalah fisika tentang gerak jatuh bebas, penting bagi siswa untuk memahami konsep pemecahan masalah. Ini tidak hanya tentang menghafal rumus, tapi juga tentang memahami unit. Siswa sering kesulitan dalam mengonversi unit dan menganalisis angka saat menjawab pertanyaan terkait. Implikasi bagi mata pelajaran sains dibahas dalam artikel ini, yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana siswa memahami konsep melalui pemecahan masalah terkait unit dalam gerak jatuh bebas.
METODE
Penelitian di dalam artikel ini merupakan merupakan penelitian survei yang dilakukan terhadap 19 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Tamansiswa, Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika tingkat tiga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.serta disajikan dua pertanyaan dalam bentuk esay
Judul Artikel : Sex and Grade Issues in Influencing Misconceptions about Force and Laws of Motion: An Application of Cognitively Diagnostic Assessment
Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/1X4L3t0PYL-dbaX_NBiJEf9KClqwxcGtw/view?usp=sharing
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh teman2, pada kali ini kita akan mempelajri asesmen penguasaan konsep fisika, Yuk belajar bersama
Semoga Bermanfaat, Terimakasih
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pada kali ini kita akan mempelajari langkah-langkah dari performance assessment, apa saja kah itu?
Mari kita simak di bawah ini
Judul Artikel : Development of performance assessment instrument based contextual learning for measuring students laboratory skills
Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/147jvpb_90YQKxtdP3SO3xPt9M70BCGt3/view?usp=sharing
ANALISIS ARTIKEL
Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi penelitian di dalam artikel ini adalah tentang kekurangan ataupun kelemahan dalam penilaian keterampilan laboratorium, di mana saat ini belum ada pedoman yang spesifik dalam melakukan penilaian. Selain itu, penilaian individu terhadap siswa selama mereka melakukan praktikum laboratorium juga belum teramati dan diukur dengan baik. Sebagai alternatif, penilaian kinerja atau performance assessment dapat digunakan untuk mengukur keterampilan laboratorium siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah instrumen penilaian kinerja yang dihasilkan dari penelitian tersebut dapat digunakan untuk menilai keterampilan dasar laboratorium siswa. Dengan kata lain, penelitian di dalam artikel ini bertujuan untuk memperbaiki cara penilaian keterampilan laboratorium siswa
Metode
Penelitian di dalam artikel ini dilakukan di SMK Kesehatan Bina Mandiri dan SMK Avicenna Lasem. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D). Penelitian pengembangan tidak menggunakan populasi umum, tetapi hanya menggunakan subjek terbatas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas farmasi tahun ajaran 2015/2016. Sekolah yang dimaksud untuk menguji kelas kecil, skala besar untuk implementasi instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan. Subjek penelitian pada pengujian skala kecil berjumlah sepuluh siswa. Subjek penelitian pada pengujian skala besar berjumlah 26 siswa dan subjek penelitian pada implementasi berjumlah 29 siswa. Penelitian di dalam artikel ini menggunakan metode penelitian R&D yaitu memiliki tiga tahapan pengembangan yang meliputi mendefinisikan (define) , merancang (design), dan mengembangkan (develope).
Hasil dan Kesimpulan
Hasil umpan balik dari guru dan pengamat terhadap penilaian kinerja yang dikembangkan menunjukkan bahwa pengguna harus memberikan penilaian dalam kategori praktis hingga sangat praktis dengan rentang skor antara 42-53. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan secara umum memiliki tingkat kualifikasi praktis. Hasil ini konsisten dengan penelitian Haksani [10] di mana alat yang dikembangkan mendapatkan tanggapan positif dari pengguna melalui respons kuesioner, sehingga alat yang dikembangkan dinyatakan praktis. Kegiatan penilaian di laboratorium dapat membantu guru untuk menentukan keterampilan laboratorium siswa. Penilaian otentik dimaksudkan untuk mengukur keterampilan laboratorium siswa dengan situasi yang sebenarnya. Penilaian otentik dapat dilakukan dalam berbagai cara baik dengan menggunakan penilaian kinerja. Implementasi menggunakan penilaian kinerja dapat dilakukan selama bekerja di laboratorium farmasi untuk mengukur keterampilan laboratorium siswa. Instrumen penilaian kinerja yang diarahkan selama proses kerja laboratorium yang saat ini sedang diamati, menganalisis, menginterpretasi data, dan terakumulasi selama proses kerja laboratorium. Materi yang diperoleh siswa selama pembelajaran materi farmasi dapat digunakan dalam kehidupan sosial.
Hasil pengembangan telah meningkatkan tugas guru saat praktikum dilakukan. Guru harus menjelaskan materi dan mengamati semua siswa untuk menilai keterampilan laboratorium mereka. Hambatan ini dapat diatasi dengan teknik penilaian pendamping, penilaian diri oleh rekan siswa juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Instrumen penilaian kinerja juga masih perlu dikembangkan dengan kreativitas dan kebutuhan, sehingga guru dapat dengan mudah mencatat kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bagaiamana Rekan2, Semoga sehat selalu
Pada kali ini kita akan mempelajari tentang tes diagnostik miskonsepsi
Assalamu'alaikum rekan", pada kali ini kita akan mempelajari tentang berbantuan komputer, apakah itu??
Yuk kita pelajari pada poster di bawah ini
Judul Artikel : Design of Computer-Based Testing for Higherorder Thinking Skills on Static Fluid Material
Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/1aWbwpLxleqNWNA-q3N3qq5XQZjCwOsFM/view?usp=sharing
ANALISIS ARTIKEL
Tujuan dari penelitian di dalam artikel ini adalah untuk mengembangkan model desain Computer Based Test (CBT) yang cocok untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa pada materi fluida statis. Pengembangan CBT-HOTS dijadikan sebagai praktik (drill) yang diharapkan mampu membiasakan siswa dalam mengerjakan soal berbasis komputer. Desain penelitian ini berpedoman pada model pengembangan pembelajaran ADDIE dengan 5 tahap pengembangan, yaitu: tahap analisis, tahap perancangan produk awal, tahap pengembangan, produk tahap implementasi, dan tahap evaluasi produk (evaluation).
Berdasarkan analisis kebutuhan yang disebarkan kepada 12 orang guru di Provinsi Lampung, diperoleh data bahwa 100% guru setuju CBT dapat diterapkan dalam mengevaluasi pembelajaran untuk meminimalisir kecurangan siswa (kecurangan) dan mengoptimalkan waktu dalam mengoreksi dan memantau pemahaman siswa terhadap suatu Teori. . Namun, hanya 14% sekolah yang menggunakan tes berbasis komputer sebagai latihan. Responden menyatakan bahwa penggunaan CBT hanya untuk UN atau sebagai penilaian pembelajaran sehingga banyak siswa yang belum terbiasa dengan tes menggunakan komputer. Kemudian, tidak sedikit pula guru yang menyatakan bahwa soal HOTS belum diterapkan di sekolahnya karena kurangnya pemahaman guru terhadap soal HOTS. Jenis soal yang sering diterapkan guru adalah soal pilihan ganda dan tipe jawaban ganda
Desain CBT-HOTS di dalam artikel ini adalah sebagai berikut
Judul Artikel : Developing Instruments to Measure Physics Problem Solving Ability and Nationalism of High School Student
Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/1hXxtvd5zk67lupu4BDFIw6fLCrcd3LEF/view?usp=sharing
Analisis Artikel :
Tujuan di dalam artikel ini adalah untuk menghasilkan instrumen yang layak untuk diukur kemampuan memecahkan masalah fisika dan nasionalisme, dan menentukan kualitas dari instrumen yang telah dikembangkan. Penelitian ini di dalam artikel ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu perancangan, persiapan tes, uji coba, dan persiapan instrumen yang valid. Instrumen yang dikembangkan adalah kemampuan pemecahan masalah fisika instrumen tes terdiri dari 10 soal esai angka dan nasionalisme Kuesioner terdiri dari 35 item yang disusun dalam bentuk skala likert.
Penelitian dalam artikel ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif yang diberikan oleh delapan validator (ahli, guru fisika, dan peer reviewer), dan analisis validasi empiris. Validasi isi menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan sudah valid kategori dengan nilai validitas 1,00 untuk setiap item pada kedua instrumen dikembangkan. Validasi empiris melibatkan 250 siswa SMA yang dipilih secara acak
Kesimpulan penelitian dalam artikel ini adalah:
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh teman2, pada kali ini kita akan mempelajari tentang Authentic Assessment (Penilaian Autentik), Apa sih perbedaan Penilaian Autentik dan Non Autentik??
Mari simak di bawah ini 😀
Judul Artikel : PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TENTANG KONSEP DAN PRAKTIK PENILAIAN AUTENTIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Link Artikel : https://drive.google.com/file/d/1kj-mYhdeHd8JmAnFvfFxt8uogvYSzYS5/view?usp=sharing
Hal melatarbelakangi masalah di dalam artikel ini dikarenakan pentingnya untuk menciptakan dan memahami penilaian autentik beserta dengan praktiknya, untuk memberikan akomodasi perkembangan pembelajaran yang lebih baik tehadap peserta didik, sehingga dengan konsep pembelajaran merdeka tersebut peserta didik dimungkinkan terpenuhi minat, bakat dan potensi yang dimilikinya tanpa terisolasi secara individual.Penilaian autentik menghendaki untuk membuat pola penilaian yang komprehensif, sehingga dalam pelaksanaannya seorang pendidik tidak hanya berfokus terhadap perkembangan kognitif semata, akan tetapi bagaimana menganalisis perkembangan sikap dan keterampilan yang melekat dalam diri peserta didik, serta pentingnya untuk menganalisis dan memahami bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran, sehingga dengan kemampuan tersebut guru mampu untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. Adapun keberadaan kurikulum merdeka harus dijadikan sebagai alat bagi para guru, untuk mampu mendesain dan memformulasikan penilaian autentik terhadap proses, hasil dan evaluasi peserta didik. Oleh karena itu, peneliti di dalam artikel ini mengangkat masalah ini dalam pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, dengan adanya pengabdian ini dimungkinkan menjadi bahan reflektif, evaluatif dan solustif bagi kemajuan pendidikan masa depan. Dengan demikian, akan menjadi tepat sasaran apabila pengabdian ini difokuskan untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru tentang konsep dan praktik dalam implementasi kurikulum merdeka.
Metode yang digunakan di dalam artikel ini adalah workshop secara daring dan pendampingan secara luring dalam memahami konsep dan praktik penilaian autentik yang diperuntukkan bagi guru-guru di daerah pengabdian masyarakat yang ditetapkan. Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
Dalam kegiatan di dalam artikel ini bagian "Penugasan Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik" yang dilakukan secara daring diperoleh bahwa pemahaman tentang penilaian autentiknya mencapai 29,39%, penyusunan indikator/kisi-kisi penilaian autentik mencapai 22.05% dan penyusunan rubrik soal autentik mencapai 26,12%, sehingga dengan mendasarkan kriteria dan perhitungan SPSS guru di Kabupaten Kuningan telah memahami dan menggunakan proses penilaian autentik dengan baik.
Dengan mengacu terhadap hasil pengabdian yang dilakukan terhadap guru-guru di Kabupaten Kuningan, menunjukan guru telah memahami dan menguasai bagaimana konsep penilaian autentik. Adapun dalam praktek penyusunannya, guru memiliki skala nilai tinggi, bukti tersebut ditunjukan melalui hasil instrumen kuesioner yang dibuat oleh tim pengabdian. Dengan demikian, dimana hasil tersebut dalam konteks pemahaman penilaian autentik guru memiliki skor 29,39%, penyusunan indikator/kisi-kisi penilaian autentik 22,05% dan penyusunan rubrik soal autentik 26,12%. Oleh karena itu, nilai itu di dapatkan berdasarkan hasil kriteria yang telah disusun oleh tim pengabdian yang dilakukan di Kabupaten Kuningan.
Oleh karena itu kesimpulan di dalam artikel ini adalah pengabdian terhadap guru di Kabupaten Kuningan ditanggapi secara antusias, karena dengan adanya kegiatan pengabdian ini guru-guru menjadi terlatih dan menambah wawasan dalam dirinya khususnya, umumnya berguna bagi kemaslahatan dunia pendidikan, sehingga guru mampu untuk mengembangkan kreatifitas dirinya dalam mengembangkan berbagai bentuk penilaian autentik.
NOVELTY
Novelty di dalam artikel ini berupa metode yang dilaksanakan yaitu metode berbasis pada pemahaman konsep dan praktik langsung, dengan memakai metode workshop secara daring dan pendampingan secara luring dalam memahami konsep dan praktik penilaian autentik yang diperuntukkan bagi guru-guru di daerah pengabdian masyarakat yang ditetapkan.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Teman2, Pada kali ini kita akan mempelajari Assessment For Learning,
Yuk Mari Kita Pelajari
Makalah : https://drive.google.com/file/d/1zAuNvRVn0zypQbQNYsAEKoRJ0GY5DiQo/view?usp=sharing
Video Presentasi : https://drive.google.com/file/d/1iXr2CTkPK4PBJGgKP4qSDWJXzguk_0CW/view?usp=sharing
Cek Plagiasi : https://drive.google.com/file/d/1icPbafqTDttgpRQa5GoEXbNpyQ7n-FzC/view?usp=sharing